Cerita Ai Mangkung (Bahasa Indonesia)

11/20/2013
Berawal dari sebuah desa yang tenteram dan damai bernama Jompang. Letaknya disebuah bukit dekat Olat Pamanto Asu 2). Didesa itu memerintah seorang Datu yang dikenal dengan sebutan Datu Palowe 3). Datu mempunyai dua orang anak terdiri dari seorang putra bernama Lalu Manru 4) dan seorang putri bernama Lala Sri Menanti 4). Putri Datu Palowe ini terkenal berparas cantik dan rupawan sehingga banyak orang tertarik dibuatnya. Lala Sri Menanti merupakan satu – satunya anak kesayangan Datu Palowe. Demi anak semata wayang itu, segala kemauan dan keinginan anaknya selalu dituruti oleh Datu palowe. Mulai dari bermacam – macam yang dikenakan Lala, sampai kepada berbagai perhiasan indah – indah.

Suatu ketika Lala ingin makan udang. Maka diperintahkan Bapak Bangkel dan Ina Bangkel 5) dan beberapa orang lainnya pergi nempas 6). Mereka menempas kali yang ada disekitar Desa Jompang. Tidak ketinggalan Lala juga ikut serta.

Sambil menunggu udang hasil tangkapan, Lala duduk di atas sebuah batu besar menyaksikan orang yang sedang nempas bersamaan dengan itu tanpa sepengetahuan mereka datang pula empat orang dari Desa Tarusa untuk menebang dan mengambil bambu yang banyak tumbuh di sekitar Olat Pamanto Asu. Masing – masing mereka membawa seekor kuda untuk mengangkut. Dari kejauhan mereka melihat sesuatu yang menarik di dalam kali dan wajah mereka terpana ketika melihat Lala yang sedang duduk di atas batu. Mereka sangat tertarik terhadap wajah yang sangat cantik dan rupawan. Akan tetapi mereka lebih tertarik dengan berbagai corak perhiasan yang dikenakan Lala. Biar bagaimanapun mereka tentu tahu siapa Lala Sri Menanti sebenaranya sebagai Putri Datu Palowe yang sangat kesohor dan namanya terkenal kemana- mana. Sedangkan mereka hanyalah rakyat biasa.

Mereka mencari cara untuk mendapatkan perhiasan itu. Sambil mengendap - endap dari balik rimbunan semak belukar mereka mendekat ke tempat duduk Lala. Manusia yang telah dihinggapi niat jahat dan bejat itu, kemudian dengan seketika mereka menyergap tubuh Lala. Salah seorang diantara mereka menyumbat mulut Lala agar tidak bersuara. Dan selanjutnya dengan paksa merampas segala perhiasan yang dikenakan Lala, terutama perhiasan yang ada di lengannya. Lala Sri Menanti meronta – ronta berusaha untuk melepaskan diri. Berkalli – kali lengan Lala yapukal 7). Akan tetapi selalu saja gagal. Tetapi dasar orang yang telah dirasuki niat jahat dan bejat mereka pantang surut. Mereka terus berusaha merampas perhiasan Lala. Salah seorang diantara mereka yang bernama Ua Nyaka dengan mencabut parang yang diikatkan di pinggangnya memotong tangan Lala. Dengan satu kali tebasan saja lengan Lala yang halus mulus itu sudah buntung. Lala Sri Menanti tidak sempat menjerit. Putri malang itu telah menemui ajalnya sebelum parang mengenai tubuhnya.

Setelah berhasil merampas perhiasan dan membunuh Lala, mereka para pembunuh itu terus berlalu. Lengan Lala yang terpotong dibuang ke dalam kali. Perhiasan yang berhasil dirampas dibawa pulang oleh empat orang itu ke Desa Tarusa. Sempat pula mereka membawa bakesnya 8).

Sementara itu Ina Bangkel dan Bapak Bangkel serta temannya sedang asyik bekerja sehingga tidak sempat mendengar dan melilhat kejadian yang begitu mengenaskan itu. Peristiwa itu begitu cepat terjadi. Dan ketika mereka menoleh ke tempat duduk Lala, dilihatnya tubuh itu telah tak bernyawa lagi.

Konon, lengan Lala yang terpotong itu menjelma menjadi seeokr ikan tuna 9) yang buntung. Dan tempat tuna itu menjadi sebuah perigi yang airnya jernih bening. Di dalamnya terdapat batu marmer. Tepat di hulu sungai Desa Juru Mapin. Di dekatnya terdapat lorong mirip gua. Orang – orang yang datang bayar nasar 10) dapat masuk kelorong itu. Tetapi sekarang karena perubahan alam, lorong itu telah agak tertutup oleh pasir dan kerikil, sehingga orang tidak lagi leluasa masuk ke dalamnya. Dan di bagian atas bukit terdapat sebuah batu berbentuk dipan berukir. Di dekatnya terdapat batu batu lain yang mirip peti dan kursi. Konon itu adalah bekas tempat tinggalnya Datu Palowe dahulu, yang sehingga sekarang dapat ditelusuri kebenarannya.

Menurut kepercayaan orang – orang di sana, Rowe 11) dari orang yang mengambil perhiasan Lala Sri Menanti waktu itu dari Desa Tarusa, tidak dibolehkan minum air kali itu. Jika diminum juga air itu terasa sepat, dan menimbulkan penyakit. Air kali itu disebut Ai Mangkung. Terkadang pada musim kemarau orang dari Desa Jurumapin, Desa Kalabeso, maupun Desa Tarusa selalu datang ke Ai Mangkung untuk bayar Nasar. Orang yang datang bayar nasar dapat melewati gua itu. Terkadang dilihatnya ikan tuna yang buntung sedanng meloyong12) didalam air. Sedang mulut ikan tuna itu merah delima seperti bibir seorang gadis.


Glosari :
  1. Ai Mangkung. Ai = Air Mangkung adalah nama kali
  2. Olat Pamanto Asu Olat = Gunung Pamanto Asu adalah nama gunung
  3. Datu Palowe, Datu / Dea adalah gelar penguasa wilayah, mirip Sultan Palowe adalah nama tempat.
  4. Datu adalah gelar / sebutan untuk putra
  5. Bapak Bangkel dan Ina Bangkel adalah pasangan suami istri yang tidak mempunyai keturunan / anak.
  6. Nempas, pekerjaan mengalihkan aliran sungai / kali ketempat lain dengan tujuan untuk mengangkap ikan.
  7. Yapukal berarti meluntur tangan / lengan orang lain
  8. Rakes adalah sejenis ikat pinggang khas Sumbawa yang ditempeli aneka perihiasan.
  9. Tuna sejenis ikan air tawar yang mirip belut.
  10. Bayar Nasar berarti memenuhi / membayar hayat.
  11. Rowe berarti keturunan.
  12. Meloyong artinya meluncur di dalam air.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Berkomentarlah! EmoticonEmoticon